Jumat, 27 April 2012

The mother of all games


"The mother of all games". Pertandingan besar antara dua seteru, Barcelona dan Real Madrid, kembali terjadi  akhir pekan ini. El Clasico!Sabtu (21/4) malam
            Camp Nou akan menjadi tempat pertemuan kesepuluh bagi pelatih kedua tim, Pep Guardiola dan Jose Mourinho. Kedua pelatih berlevel top ini kembali akan saling menguji kekuatan dengan taruhan gelar Primera Liga Spanyol.
            Saat ini Madrid mengungguli Barcelona dengan selisih empat poin di puncak klasemen. Kemenangan sangat berarti bagi dua tim yang selalu terlibat rivalitas mendebarkan dalam dua musim terakhir ini. Kemenangan akan mendekatkan Madrid ke gelar juara, sementara kemenangan pula yang dibutuhkan Barcelona guna menghidupkan peluang mempertahankan gelar mereka.
            Sebelum menyaksikan serunya laga, perlu kita simak statistik pertemuan Guardiola dan Mourinho sepanjang sepuluh pertemuan yang sudah mereka jalani.
Statistik El Clasico Era PEP vs. MOURINHO

Barcelona

Real Madrid






2010/11 & 2011/12

5W 4D 1L
REKOR
1W 4D 5L
50%
PERSENTASE KEMENANGAN
10%
21
GOL DICETAK
11
 109
TOTAL TEMBAKAN
115
 51
TEMBAKAN KE ARAH GAWANG
48
 47
PENYELAMATAN
44
1
TENDANGAN PENALTI
1
65%
BALL POSSESSION RATA-RATA
35%
29
KARTU KUNING
47
2
KARTU MERAH
7
156
PELANGGARAN
203
44
TENDANGAN SUDUT
47
29
PERGANTIAN PEMAIN
26

Tidak heran jika Guardiola mengungguli Mourinho dalam catatan statistik karena performa Barcelona lebih meyakinkan.
            Mourinho hanya pernah menang sekali, tapi banyak yang bisa dibahas jika hasil pertemuan dibahas satu persatu. Barcelona mengungguli Madrid dalam aspek rasio penguasaan bola hampir tiga banding dua. Ini menjadi indikasi gaya permainan kedua tim, Barcelona lebih fokus pada mempertahankan bola sementara Madrid dikenal dengan efisiensi serangan balik mereka.
Angka-angka ini akan memberikan informasi yang lebih terperinci:
72 - Persentase tertinggi dari penguasaan bola diperoleh Barcelona hanya dalam satu pertandingan. Ini terjadi dua kali musim lalu, hasil 1-1 di Primera Liga dan kemenangan 2-0 Barcelona di semi-final Liga Champions. Persentase tertinggi yang pernah diperoleh Madrid adalah 41 persen.
47 - Jumlah pelanggaran yang dilakukan Madrid. Mungkin ini alasan kenapa mereka memperoleh lebih banyak kartu kuning dan kartu merah dibandingkan dengan Barcelona?
10 - Selisih gol positif yang dikumpulkan Barcelona dalam sepuluh pertandingan. Barcelona mencetak rata-rata 2,1 gol per pertandingan, satu gol lebih banyak daripada Madrid yang lebih konservatif.
4 - Jumlah penampilan Kaka. Dua sebagai pemain inti dan dua pemain pengganti. Saat tampil sebagai pemain inti, Kaka tidak pernah bermain penuh dan selalu digantikan oleh pemain lain.

Empat Laga | Kaka nyaris tak pernah memberikan andil dalam El Clasico
3 - Jumlah El Clasico yang dilalui Lionel Messi tanpa mencetak gol. Periode terpanjangnya tanpa menjebol gawang Madrid. Gol terakhir Messi ke gawang Iker Casillas terjadi di ajang Supercopa Agustus lalu yang menentukan kemenangan 3-2. Total Messi mengumpulkan enam gol. Sementara, Cristiano Ronaldo hanya sekali membobol gawang Barcelona di ajang La Liga.
2 - Pasukan Mourinho tak pernah mampu menjebol gawang Barcelona lebih dari dua kali. Jumlah ini juga merupakan total penalti yang diberikan sepanjang sepuluh laga dan masing-masing mendapat satu. Tidak perlu heran kalau Messi dan Ronaldo yang mencetak gol tersebut.
1 - Kartu merah yang diberikan kepada Pepe di tengah reputasi sang pemain yang terkenal di media akibat pelanggaran tak perlu seperti menginjak tangan Messi pada laga pertama perempat-final Copa del Rey musim ini yang dimenangkan Barcelona 2-1. Pepe juga mengumpulkan enam kartu kuning.

comments:
In my opinion, this is a very hot match, the match that was filled with world class players, the match in its mention with lots of action that makes the whole audience that watched her, too, feel the hot scent of her.
Various intrigues and actions by all 22 players at the match can make the players can be categorized as best actor capable of acting beat the movie player.
Behind the two club coaches were standing two figures who are so in respect, many titles have they got as a coach, coach Pep Guardiola especially highly respected by the supporters of Barcelona because once a player at the club, in his coaching, figure Guardiola has won many titles, at the beginning of its season Guardiola was able to grab the title at the start of the domestic competition, the Champions League title to his World Cup inter-club.
 At these match addressed a large audience that his eyes to the figure to two key players in the club that is Lionel Messi and Cristiano Ronaldo, a figure which bears the two best players the world has become a player who earned top scores while in the Spanish league with the same - each reaching 41 goals .
So we wait for the living, who won the match entitled el Classico match full of drama with the action of the players ..

the best player


Secara resmi petualangan Raul di Jerman akan tuntas pada musim ini. Schalke telah menyodorkan perpanjangan kontrak selama setahun kepada legenda sepakbola asal Spanyol itu. Tapi mantan striker Real  Madrid ini menampik. Alhasil, Kamis waktu setempat, diumumkanlah usainya petualangan pemain bernama lengkap Raúl González Blanco. Kemanakah hendak sang legenda mengadu nasib? Hingga kini tak ada kabar pasti yang tersiar.
            Namun hadirnya pengumuman ini setidaknya telah memberikan jawaban atas keraguan yang menyelimuti masa depan Raul bersama Schalke. Media dalam beberapa pekan terakhir telah mengulik soal nasibnya. Ada gosip yang berhembus, talak tiganya Raul ini tak lepas dari urusan gepokan euro yang diberikan.  
            Raul ingin kontrak lebih dari setahun. Ia juga tak senyum sumringah ketika mendengar tawaran Schalke yang hanya menyodorkan kertas berisi kontrak bernilai €3 juta per musim. Angka tersebut sama saja memotong penghasilannya. Sekedar diketahui saja, saat ini Raul memperoleh gaji sebesar €7 juta.
            Tapi gosip itu buru-buru diredam oleh Direktur Olahraga Schalke Horst Heldt. Pejabat klub Bundesliga Jerman ini mengklaim urusannya tak hanya bermuara pada urusan duit. Heldt berdalih, alasan utama mengapa Raul menuntaskan petualangannya karena urusan keluarga.
            Raul kabarnya ingin menjejak kehidupan baru. Di usianya yang telah menginjak 35 tahun dan selama 20 tahun bergelut dengan sepakbola profesional di level tertinggi, ternyata ada kegelisihan dalam diri Raul. Karir bukan lagi hal utama. Tetapi ia ingin menata kehidupannya lebih bermakna.
            Sinyal itu sempat terlontar dari mulut sang pemain. Wartawan bertanya,"Apakah partisipasi Anda di Liga Champions ini akan memperpanjang kontrak dengan Schalke?" Raul menjawab,"Ada faktor-faktor lain". Meski tak menjawab lugas namun spekulasi  mengarah kalau Raul memang lebih ingin meluangkan waktunya agar bisa lebih lama bersama keluarga.
            Ia pun sempat mengungkapkan keinginannya berlaga di kompetisi liga yang tak lagi menuntut level tinggi. Tapi ke mana Raul pergi, tentunya ia tak akan bisa melenggang begitu saja. Sosoknya sudah terlanjur terpatri di dalam hati para fans setianya. Ia telah mewariskan rekam jejak yang tak akan terlupakan di Jerman.
            Ini bukanlah gombal yang berlebih. Tengoklah di tempat kediamannya di Dusseldorf. Raul ternyata diperlakukan bak seorang raja. Di sana, setiap orang yang berpapasan dengannya memperlihatkan sikap hormat. Ia pun akrab disapa dengan sebutan Senor Raul. Sebutan itu tak hanya datang dari para suporter Schalke tapi terlontar juga dari mereka yang mungkin tak menggilai klub tempat Raul  mengasah talenta

http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/6/156_48x48.jpg
Raul | Statistik Sepanjang Masa di Schalke

Musim
Laga
Gol
Assists
Kartu
Kartu Merah
 2010-2011
50
19
9
4
0
 2011-2012
44
20
7
2
0
Total
94
39
16
6
0

            Hal yang sama juga terjadi di Gelsenkirchen, kandang dari Schalke. Di kota berpenduduk sepuluh kali lipat warga Jakarta di siang hari itu, Raul begitu dipuja layaknya orang suci.  Ini terlihat dengan rencana Schalke yang akan menyimpan nomor tujuh hingga batas waktu yang tak terkira. Lalu Raul juga dipertimbangkan untuk masuk sebagai salah satu kandidat Schalke Hall of Fame. Rencananya lagi, pihak klub akan menyiapkan sebuah laga testimonial pada 2013 melawan sebuah klub Spanyol.
            Daya pikat yang diberikan Raul di Jerman ini sebenarnya hanya ditorehkan dalam masa dua tahun. Sebuah masa yang hanya terpaut seperdelapan lebih singkat dari masa yang pernah ia habiskan di Real Madrid. Tapi perlakuan yang diberikan Schalke sungguh berbeda bagaikan terpisahnya jarak Timur dan Barat jika dibandingkan dengan Real Madrid.
            Dalam waktu yang tak terlalu lama itu, Raul berhasil menyumbangkan 27 gol dari penampilannya di kompetisi Bundesliga Jerman. Sementara di Madrid ia memberi 228 gol. Tentunya, torehan gol di Schalke tak bisa diremehkan begitu saja. Selain produktif di lapangan, ia juga memperlihatkan komitmen dan profesionalismenya sebagai seorang pemain.
            Hal semacam inilah yang kemudian menyentuh hati para pemuja Schalke. Di usianya yang telah terbilang senja untuk ukuran sepakbola berlevel tinggi, ia tetap mampu memberikan 100 persen kemampuannya. Kebugarannya tak terbantahkan dalam latihan maupun saat bertanding. Tercatat ada 95 kali penampilan selama 8.287 menit Raul beraksi. Catatan statistik penampilan itu bahkan melampaui seluruh rekan sejawatnya di dalam tim.
            Bagi Schalke, kehadirannya juga menambah daya gedor lini depan semakin kuat. Ia mempertontonkannya ketika gol pentng sewaktu melawan Valencia pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions musim lalu. Lalu ia juga mempertontonkan ketika bertemu Inter Milan di ajang yang sama.
            Menyimak sederet catatan perjalanan tersebut Raul telah memperlihatkan dirinya memang layak disapa sebagai seorang legenda. Raul pun mengakui sulit rasanya untuk mengucap selamat tinggal kepada Jerman. Dan, kepergiannya ini tentu akan menjadi kehilangan yang teramat besar. Tak hanya buat Schalke tetapi juga bagi gairah di Bundesliga hingga kompetisi Eropa secara umum.
            Ya, di penghujung musim nanti, pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub Eropa ini akan menuntaskan karirnya. Jadi, tak berlebih kiranya agar Anda tidak mengabaikan tiga laga sisa Schalke ke depan. Ketika Anda abai maka Anda sejatinya telah kehilangan momentum berharga. Ya, boleh jadi kita tak akan lagi bisa melihat sosok seperti Raul di kemudian hari.

COMMENT:
I think this is the figure of a player who can make a role model for every young child, especially football lovers.
At Real Madrid he has proved that he deserved to be captain and prince of the Bernabeu, has many titles that have given Raul including the Champions League title prestigious enough for a football player.
Unfortunately at her age of 30 who had stepped on, he's already lacking a core position at Real Madrid, so he had to leave Real Madrid, many people who sneer Real Madrid because they have been to remove the icon.
At Schalke Raul proves that he has not exhausted in scoring affairs, in his first season with Schalke Schalke he could bring in. 8 League champions and until now Raul to become an influential player for Schalke.
Due to a contract with Schalke, Raul future so uncertain, but Raul is still a top score in Europe and still remains a hero to the Spanish and German.
Because the professional attitude and so in his honor at raul very well respected and will respect him and a friend of his opponents.
This is the best player world