Selasa, 10 Januari 2012

peranan mahasiswa dalam pembangunan daerah

Sebagai seorang mahasiswa kita sedapat mungkin menuangkan ide kreatif, inovatif untuk membangun daerah-daerah yang terkena bencana. Semua itu merupakan keharusan dan wujudkan peran serta mahasiswa untuk membantu saudara kita yang menjadi korban bencana. Kewajiban ini telah tertulis dalam undang-undang pendidikan nasional No. 23 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengedalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari undang-undang tersebut kita dapat memaknai bahwasanya tujuan pendidikan agar peserta didik dapat memberikan manfaat dalam suatu masyarakat. Ditengah masyarakat yang kini mengalami musibah kita harus dapat memberikan sumbangsih kita sesuai bidang yang kita dalami di perguruan tinggi.

Menurut Ridarmin S.Kom, M.Kom, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu sebagai penyampai kebenaran (agent of social control), sebagai agen perubahan (agent of change), dan sebagai generasi penerus masa depan (iron stock). Mahasiswa diharapkan mampu menyampaikan kebenaran-benaran ketika kejahatan dan kebohongan merajalela. Kebohongan para pejabat pemerintah harus dapat dibongkar dan menunjukkan kebenaran yang sejatinya.

Mahasiswa diharapkan mampu menjadi agent of change, dimana dapat memberikan perubahan bagi bangsa ini. Tak sekedar demonstrasi, turun kejalan, meneriakkan kebenaran, namun kini yang terpenting mampu memberikan kontribusi yang nyata ketika saudara setanah air mendapatkan musibah. Memang perlu demonstrasi untuk menggugat pemerintah, menagih janji-janji madunya kepada rakyat, namun banyak di sudut negeri ini saudara kita yang membutuhkan bantuan. Perubahan yang mampu mengantarkan mereka bangkit dari kerterpurukan akibat bencana.

Bagaimanakah tipe mahasiswa yang memiliki peran dalam pembangunan daerah? Ada tiga karakteristik mahasiswa yaitu mahasiswa tipe pemimpin, mahasiswa tipe aktivis, dan mahasiswa biasa. Mahasiswa tipe pemimpin adalah individu mahasiswa yang memprakarsai suatu gerakan atau organisasi. Mereka itu umumnya mempersepsikan mahasiswa sebagai kontrol sosial, moral force dan dirinya leader tomorrow yang intelek. Sedangkan mahasiswa tipe aktivis adalah mahasiswa yang aktif turut dalam gerakan atau aksi mahasiswa beberapa kali. Mereka merasa menyenangi kegiatan tersebut, untuk mencari pengalaman dan solider dengan teman-temannya.

Mereka tidak terlalu mempersepsikan diri sebagai leader tomorrow namun pengalaman hidup perlu dicari di luar studi formalnya. Tipe berikutnya yaitu mahasiswa biasa, jumlahnya paling besar dari dua tipe sebelumnya yaitu sekitar 90%. Mahasiswa tipe ketiga ini kebanyakan dari mereka cenderung pada kegiatan hura-hura yaitu kegiatan yang dapat memberikan kepuasan pribadi, tidak memerlukan komitmen jangka panjang dan dilakukan secara berkelompok atau bersama-sama. Mereka adalah mahasiswa yang tidak segan-segan nyontek, membuat skripsi "Aspal" dan lain-lain.

Tipe mahasiwa pertama dan kedua yang biasanya berperan dalam pembangunan daerah sebagai kontrol atas agenda kebijakan dan pembangunan daerah yang dilaksanakan. Jumlahnya mememang lebih sedikit dari tipe mahasiswa biasa namun mereka mampu membuat suatu aktivitas yang positif dan terkadang menjadi “ancaman” bagi pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang serampangan. Tipe mahasiswa seperti merekalah nantinya yang menjadi cikal bakal calon pemimpin dimasa yang akan datang.

Sebagai generasi penerus masa depan mahasiswa diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bangsa dan meneruskan perjuangan para pahlawan. Salah satu cita-cita bangsa ini adalah menjadi bangsa yang makmur bebas dari segala bentuk penjajahan. Ditengah bencana yang melanda negeri ini mahasiswa diharapkan mampu peran aktif dalam pembangunan kembali daerah yang terkena bencana. Pembangunan ini dapat disesuaikan dengan bidang masing-masing

Bantuan secara materil sangat diperlukan namun harus dibarengi dengan bantuan imateril. Bantuan materil ini akan meringankan beban hidup para korban bencana dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun dilain pihak bantuan materil yang terus-menerus malah berdampak buruk bagi masyarakat itu sendiri. Rakyat menjadi manja dan tidak mau berbuat untuk kembali membangun perekonomian mereka karena sudah dicukupi oleh negara. Bantuan imateril dapat berupa pendidikan bagi saudara kita, yang mungkin mereka tidak dapat mengakses pendidikan karena rusaknya fasilitas umum. Pendampingan dalam menghadapi musibah ini sangat perlu dilakukan oleh mahasiswa guna memberikan suport bagi mereka.

Sebenarnya apa saja peran mahasiswa yang bisa dimainkannya dalam Pembangunan daerah?

Namun, kita perlu terlebih dahulu melihat seberapa jauh potensi yang dimiliki oleh mahasiswa. Sehingga apa saja peran yang dapat dimainkan nanti, bisa kita lihat dari potensi yang ada dalam diri mereka.

Pertama, kita dapat melihat potensi mahasiswa dari aspek karakternya. Kita pahami bersama, bahwa mahasiswa memiliki karakter idealis. Semua hal dilihat dan ingin dibentuk dalam tataran ideal. Baik dalam kehidupan mahasiswa itu sendiri, keorganisasian, berbagai sistem dan kebijakan dalam masyarakat maupun dalam kehidupan Negara.

Kedua, potensi mereka dilihat dari aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah.

Potensi dari dua aspek yang ada itulah yang akan membuat mahasiswa dapat melakukan perannya. Syaratnya, kedua potensi itu benar-benar dikembangkan secara optimal oleh mereka baik secara personal maupun komunal sehingga dapat menjadi senjata yang siap digunakan untuk memberikan kemanfaatan terbesar bagi masyarakat.

Peran/fungsi mahasiswa

Untuk mengambil suatu peran dalam masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah, sebab antara teori yang diperoleh dengan praktik di lapangan terkadang sangatlah jauh berbeda, oleh karena itu sebagai mahasiswa di dalam mengembangkan atau membangun suatu daerah atau suatu bangsa maka ada beberapa hal yang harus kita perhatikan yaitu :

1. Faktor Geografis/Demografi yaitu letak geografis antara suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya sehingga di dalam melakukan mapping gerakan membangun daerah akan lebih mudah terjangkau.

2. Faktor Ekonomis yaitu tingkat kemapuan ekonomi masyarakat sehingga secara cepat kita dapat menggunakan formulasi yang tepat dalam membangun daerah.

3. Faktor Pendidikan yaitu tingkat intelektul masyarakat, sehingga kita dapat dengan mudah menggunakan metode yang tepat.

4. Faktor budaya yaitu karakteristik suatu masyarakat yaitu ciri khas karakter yang dimiliki

5. Faktor Agama yaitu agama yang dianut

6. Faktor keamanan

Ke depan, kesadaran akan pentingnya sinergitas antara beberapa pihak perlu semakin ditingkatkan, dan ini harus dimulai semenjak sekarang. Tak ketinggalan, penyiapan diri mahasiswa, yang ke depan juga akan menempati ruang-ruang strategis di pemerintah, swasta maupun kampus harus dilakukan semenjak dini, dengan cara:

1. Pengembangan potensi diri dari aspek hardskill maupun softskill sebagai upaya memaksimalkan potensinya sebagai iron stock,

2. Melakukan kontrol kebijakan pemerintah terhadap penentuan arah dan karakteristik pembangunan daerah,

3. Berupaya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan akan perbaikan dari kehidupan masyarakat dan berbagai permasalahan yang terjadi di sana melalui penerapan dan implementasi ilmu yang telah diperoleh di bangku perguruan tinggi,

4. Mengembangkan jaringan (networking) dengan berbagai pihak, khususnya yang memiliki peran dan potensi dalam pembangunan daerah.

Semua itu tak dapat terwujud manakala tidak diawali oleh kepedulian serta sikap kritis terhadap peristiwa sosial yang melahirkan niat dan kemauan untuk turut berperan serta memperbaiki masyarakat. Sehingga nantinya cita-cita untuk mewujudkan Indonesia sebagai bangsa yang berkedaulatan, berkeadilan, maju dan mandiri dapat diraih.

KESIMPULAN

Mahasiswa adalah kaum intelektual yang di dalam sejarah perjuangan daerah maupun bangsa selalu menjadi garda terdepan dalam membela dan memperjuangkan kepentingan masyarakat tanpa memandang suku , agama, bahasa, warna kulit, ini dapat terlihat dengan perjuangan para pemuda yang nota bene adalah kaum intelektual dalam merebut kemerdekaan maupun dengan melahirkan sebuah gerakan yang kita kenal dengan SUMPAH PEMUDA. Hal semacam ini patut kita jadikan contoh agar kedepan sebagai mahasiswa seharusnya dapat meletakan platform gerakannya dengan mengedepankan semangat kebersamaan dan rih inklusivitas tanpa harus menggunakan semangat ortodoks yang pada akhirnya akan melahirkan pola pikir yang eksklusif.

Selain berperan dalam perubahan suatu masa mahasiswa juga memiliki peran penting dalam pembangunan terutama pembangunan daerah. Namun hanya sedikit mahasiswa yang mengerti akan perannya dalam pembangunan daerah. Peran mahasiswa dalam pembangunan daerah bukan harus diartikan berperan langsung untuk bekerja dan mengabdi pada pemerintah daerah. Peran mahasiswa bisa di nilai dari perannya sebagai kontrol kebijakan dan pembangunan yang ada sembari masih menempuh pendidikan. Mahasiswa bisa berpartisipasi dalam pembangunan sebagai pemberi saran dan mengkritisi agenda kebijakan dan pembangunan daerah. Mendukung agenda positif yang barang tentu membawa kebaikan buat bersama. Tidak cukup sampai disitu, mahasiswa juga berperan dalam memonitor dan mengevalusi agenda pembangunan yang telah berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar