Selasa, 10 Januari 2012

masalah utama ukm di jawa barat

Pendahuluan

Latar belakang

Berdasarkan informasi penyelenggaraan pemerintah provinsi jawa barat, secara umum kondisi perekonomian jawa barat setiap tahun nya semakin berkembang. Hal tersebut di tunjukan dengan peningkatan laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2000, dari sebesar 5,08% pada tahun 2004 menjadi 5,31% pada tahun 2005. pertumbuhan ekonomi tersebut sebagian besar merupakan kontribusi rumah tangga, investasi dan ekspor, sedangkan struktur ekonomi jawa barat masih di dominasi oleh sektor industri pengolahan, perdagangan, perhotelan, perdagangan dan restoran.

Meskipun laju pertumbuhan ekonomi jawa barat mengalami peningkatan dan melebihi target, namun belum memberikan implikasi yang signifikan terhadap peningkatan daya beli masyarakat.

Perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) mendapat perhatian yang serius dari berbagai kalangan baik pemerintah ataupun masyarakat umum, hal ini tidak terlepas dari peran UKM dalam penyerapan tenaga kerja dan ketahanan UKM terhadap berbagai gejolak, seperti krisis ekonomi tahun 1997 yang lalu. Selain itu UKM juga berperan sebagai salah satu sumber penting bagi pertumbuhan ekonomi dan ekspor non migas yang secara langsung turut menciptakan peningkatan pendapatan masyarakat sekitarnya.

Secara mikro ekonomi UKM keberadaannya sangat berfluktuatif, hal ini dapat terjadi karena pergeseran sektor usaha guna mengikuti pangsa pasar yang ada atau karena memiliki struktur permodalan yang belum mapan, maka “tumbuh” dan “mati” nya UKM ini seringkali sangat sukar terdeteksi, akan tetapi secara makro ekonomi perkembangan UKM selalu menunjukkan peningkatan. Dilihat dari perannya terhadap PDRB ternyata UKM juga terus menunjukkan penguatan.

Kendala utama yang di hadapi oleh UKM adalah masalah daya beli masyarakat yang semakin berat, di picu oleh kenaikan harga bahan pokok. Hal ini sangat mempengaruhi kelangsungan UKM, dimana sebagian besar konsumen nya adalah masyarakat menengah ke bawah. Kendala lain yang cukup besar adalah persaingan antara pengusaha yang sejenis.

Berikut nya adalah kendala permodalan, sebesar 18,31 persen UKM menyatakan kesulitan mendapatkan modal. Hal ini merupakan permasalahan klasik, walaupun pemerintah telah mengusahakan kemudahan mendapatkan kredit, tetapi kenyataan nya masih memberatkan.

Kendala lain berupa sumber daya alam sebesar 11,97 persen, keterbatasan SDA menyebabkan terbatas nya produksi yang bisa dilakukan dan akibat nya akan menurunkan besarnya pendapatan. kendala berikut nya adalah kurang keahlian manajerial dalam menjalankan usaha nya sebesar 9,86 persen, teknologi tepat guna juga merupakan kendala yang belum dapat diatasi, sehingga 5,63 persen mengalami kendala pada teknologi.

persentase jenis kendala utama UKM di Jawa Barat pada tahun 2007

NO.

Jenis Kendala

Persentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Daya beli masyarakat

Persaingan

Permodalan

Sumber Daya Alam

Manajemen

Teknologi

Pemasaran

Sumber Daya Manusia

Lain – lainnya

20.42

19.01

18.31

11.97

9.86

5.63

3.52

1.41

9.86

TOTAL

100

Dengan gambaran empiris tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat “menangkap” keberadaan UKM sebagai suatu kekuatan ekonomi yang patut dibina dan dikembangkan dalam kerangka pembangunan ekonomi Jawa Barat. Melalui berbagai program akselerasi untuk mencapai IPM 80 Jawa Barat, UKM menjadi salah satu target strategi pembangunan yang mendapat prioritas.

Dengan berbagai keterbatasan yang berada dalam skala UKM, dimana salah satunya adalah keterbatasan pangsa pasar maka strategi pengembangan UKM ini perlu dicermati dengan seksama agar pertumbuhan UKM baru tidak “melemahkan” atau bahkan “membinasakan” yang telah ada. Oleh karena itu sebaiknya pembentukan UKM lebih diarahkan untuk pangsa ekspor atau memenuhi kekurangan permintaan dalam wilayah.

Rendahnya pendidikan SDM pelaku UKM juga menjadi keterbatasan yang perlu mendapat pembinaan yang serius dari pemerintah. Keberadaan UKM yang berada pada semua lapangan usaha dan tersebar di semua lokasi memang menjadi kendala yang sangat menyulitkan dalam melakukan pembinaan, oleh karena itu Pemerintah Jawa Barat berupaya mengembangkan sentra-sentra UKM untuk memudahkan pembinaan dengan melihat kelompok komunitas UKM yang ada atau membentuk komunitas UKM baru.

Berdasarkan catatan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM), di Jawa Barat terdapat 142 sentra UKM baik yang aktif maupun tidak aktif, yang sebagian besar bergerak dalam agribisnis dan industri kerajinan rumah tangga. Inilah yang sementara menjadi target pembinaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dengan berbagai program akselerasi pembangunan di Jawa Barat, tampaknya akan makin banyak terbentuk komunitas UKM baru yang kedepannya dapat menjadi sentra UKM binaan.

Mengapa usaha kecil perlu dikembangkan ?

Pertama, Usaha Kecil menyerap banyak tenaga kerja, dimana estimasi Tenaga Kerja yang terserap Usaha Kecil-Menengah sampai tahun 2006 adalah 11 juta orang atau 90 persen dari seluruh angkatan kerja. Dengan adanya perkembangan usaha kecil menengah akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja dan pengurangan jumlah kemiskinan. Dengan modal yang sedikit bisa membangun usaha kecil, teknologi yang digunakan sangat sederhana sehingga bersifat padat karya, yang memerlukan banyak tenaga kerja.

Kedua, Pemerataan dalam distribusi pembangunan. Lokasi UKM banyak di pedesaan dan menggunakan sumber daya alam lokal. Dengan berkembangnya UKM maka terjadi pemerataan dalam distribusi pendapatan dan juga pemerataan pembangunan, sehingga akan mengurangi diskriminasi spasial antara kota dan desa. Kesenjangan pembangunan antara kota dan desa menyebabkan terjadinya urbanisasi besar-besaran. Akibatnya, masyarakat desa mencari pekerjaan di kota walaupun ada sumber daya alam yang baik di desa. Dengan nilai tambah sektor pertanian dan kurangnya kebijakan yang bisa membuat sektor pertanian berkembang, mengakibatkan generasi muda tidak mau lagi bekerja di sektor ini.

Ketiga, Pemerataan dalam distribusi pendapatan. UKM sangat kompetitif dengan pola pasar hampir sempurna, tidak ada monopoli dan mudah dimasuki (barrier to entry). Pengembangan UKM yang melibatkan banyak tenaga kerja pada akhirnya akan mempertinggi daya beli. Hal ini terjadi karena pengangguran berkurang dan adanya pemerataan pendapatan yang pada gilirannya akan mengentaskan kemiskinan.

Rumusan Masalah :

1. Apa saja kah kendala utama UKM yang terjadi di jawa barat

2. Seberapa penting nya permodalan dan sumber daya bagi UKM

3. Apa saja cara pemasaran bagi UKM

Tujuan Penelitian :

1. Untuk mengetahui apa saja kendala utama UKM yang terjadi di Jawa Barat

2. Untuk mengetahui seberapa pentingnya modal dan sumber daya bagi UKM

3. Untuk mengetahui bagaimana cara pemasaran bagi UKM

Kerangka Teori :

Persaingan

Menurut Porter, dalam industri mana pun, apakah menghasilkan barang atau jasa, aturan persaingan tercakup dalam lima faktor persaingan, yaitu :

  1. masuknya pendatang baru
  2. ancaman produk substitusi
  3. daya tawar menawar pembeli
  4. daya tawar menawar pemasok
  5. persaingan di antara para pesaing yang ada

Pemasaran

Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang seseorang atau kelompok lakukan untuk memperoleh yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.

Menurut The American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasikonsepsin penetapan harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

konsep pemasaran

Menyatakan bahwa kunci meraih tujuan adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

1. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan dirasakan nya ketiadaan kepuasan dasar tertentu

2. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan – kebutuhan yang lebih mendalam

Sumber Data :

yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sekunder yang bersifat kuantitatif yang di nyatakan dalam angka - angka

Metode dan Teknik :

Teknik Dokumentasi yaitu pengumpulan data dan infomasi dengan cara memanfaat kan sejumlah dokumen tertulis berupa laporan dan literatur – literatur yang memiliki relevansi dengan penilitian ini. literatur – literatur tersebut diperoleh melalui buku – buku, jurnal ataupun penelitian sebelum nya.

DAFTAR PUSTAKA

Kajian Peranan Ekonomi KUKM di jawa barat.

Badan pusat statistik propinsi jawa barat dan dinas koperasi dan usaha kecil menengah propinsi jawa barat

Marketing Strategy Top Brand Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar